Kamis, 16 Desember 2010

Anak Terlantar tidak Dipelihara oleh Negara

Entah sejak kapan Undang-Undang Dasar kita berubah. Mungkin saya yang kurang informasi atau terlalu kuper sehingga tidak tahu kalau UUD kita telah diamandemen lagi. Mmmhh,, mungkin saja, karena saya terlalu sibuk dengan kuliah dan kerjaan saya yang sangat tidak menumpuk, atau mungkin saluran tv di rumah saya telah di-hack sehingga saya tidak memperoleh berita terkini.

Bagaimana tanggung jawab pemerintah saat ini, bagaimana mungkin begitu banyak anak-anak yang miskin dan terlantar di negeri yang begitu kaya raya ini. Bagaimana mungkin ada anak-anak yang masih berkeliaran di kala jam sekolah, bukan karena bolos, atau colut dari sekolah. Bukan juga karena mereka merasa terlalu jenius sehingga tak perlu lagi sekolah, atau mungkin sekolah mereka sedang diliburkan selama beberapa tahun?



kalau di buku UUD saya yang udah lawas (mungkin sudah ketinggalan 10-15 kali amandemen) disana tertulis:
Pasal 34
(1) Fakir miskin dan anak-anak yang terlantar dipelihara oleh negara. ****)


mungkin di amandemen UUD yang baru tertulis:
Pasal 34
(1) Fakir miskin dan anak-anak yang terlantar tidak akan pernah dipelihara oleh negara. **************)



Kata siapa UUD udah diamandemen lagi? Pemerintah juga telah melaksanakan UUD dengan benar kok!
Lihat aja, buktinya Pemerintah Indonesia telah berhasil "memelihara" keberadaan fakir miskin dan anak-anak terlantar di Indonesia. Dengan semakin banyaknya anak terlantar, bukankah menunjukkan bahwa Pemerintah telah berhasil memberdayakan mereka.

Sebejat itukah pemerintah, padahal mereka juga Anak Indonesia harapan masa depan bangsa ini. Sama seperti yang lainnya, sama seperti kita.

Cukuplah menyalahkan pemerintah, karena mereka pasti akan selalu benar. Kalau kita memilih arah yang benar di jalur yang salah tentunya kita akan semakin tersesat. Karena itu baiknya kita memilih arah yang salah di jalur yang sudah salah itu, mungkin nanti kita akan kembali ke jalan yang benar...



Padahal masa depan negeri ini berada di pundak anak-anak itu, anak-anak Indonesia, anak-anak kita sendiri. Anak-anak yang masih berlarian di tengah kota dengan riangnya. Anak-anak yang setia dengan recehan. Anak-anak yang setia dengan bau amoniak di tempat bermain mereka. Anak-anak yang tak kenal menyerah demi harapan masa depan mereka dan negeri ini.

Akankah kita membiarkan harapan mereka hancur. Akankah kita membiarkan masa depan negeri ini hancur. Akankah kita membiarkan negeri ini sekarat seperti Sebuah Negeri di Awan yang pernah saya ceritakan..


8 komentar:

  1. Bacotan pertama di tulisan ini:
    Semoga segera berubah, yang dipelihara bukan keberadaan fakir miskinnya.

    BalasHapus
  2. Hmmmp,
    indonesia indonesia...kapan anak terlantar kau pelihara..???

    BalasHapus
  3. @Pakeko semoga..

    @sibutiz kapan-kapan...:D

    BalasHapus
  4. seandainya pajak ga di korupsi dan budaya supa menyuap sirna...alangkah makmurnya negeri ini...

    BalasHapus
  5. padahal anak-anak adalah generasi penerus, seharusnya mereka mendapat uluran bimbingan dari pemerintah, bukan ditelantarkan.

    BalasHapus
  6. Di Eropa, pengangguran digaji...

    Ya, semoga saja, pemerintah kita dibukakan pintu hatinya, dan cepat berubah...

    BalasHapus
  7. Jangan salahkan yang dipilih tapi salahkan yg memilih.

    BalasHapus

ngomong dong...

 

Selamat Datang

Selamat datang di dunia saya, tinggalkanlah jejak dengan memberi komen.. Selengkapnya tentang saya

Sehelai Kertas..

Jangan berharap terlalu banyak dari secarik visualisasi dari sebuah memori di bawah ini. Ini hanyalah sebuah tulisan seadanya dari sebuah pemikiran yang sederhana. Ini hanyalah sebuah relaksasi dari kehidupan sewajarnya. Ini hanyalah sebuah cerita dari dunia yang tak jauh berbeda.

Navigasi

Social Stuff

Info Top