Beberapa hari ini kita disibukkan dengan pemberitaan tentang tim Garuda di berbagai media. Meskipun akhirnya kita gagal juara, tetapi kita patut berbangga atas permainan timnas kita dan sportivitas dari penonton.
Saya jadi teringat beberapa tahun lalu, waktu SMA. Waktu itu, ada pertandingan sepakbola antar kelas di SMA saya, yang diikuti seluruh kelas 1 dan 2 namanya "Smansa Cup".
Saat saya kelas 1, kelas saya berhasil meraih juara 3, dengan mengalahkan tim yang pernah mengalahkan kelas saya di penyisihan grup. Hampir sama dengan cerita tim Garuda kita, hanya saja bedanya kami main pada perebutan juara 3.
Saat saya kelas 2, -dengan kelas/ tim yang berbeda- kelas saya berhasil mencapai final dengan mengalahkan banyak kandidat juara lainnya. Meskipun memang tim saya di kelas 2 ini lebih menjanjikan dan menjadi kandidat utama juara.
Namun, saat itu pula, saya mendengar teman sekelas saya sendiri berdoa agar kelas kami kalah. Entah apa alasannya dia berdoa agar kelas kami yang juga kelasnya kalah dalam final di saat seluruh isi kelas -kecuali dia- berdoa agar memenangkan final untuk dapat juara. Dan tragisnya kami memang kalah..
Setelah kekalahan itu saya baru sadar bahwa teman saya tadi mendoakan kelas kami kalah agar kami tidak bertambah sombong. Ya, kalau dipikir-pikir kami memang sangat sombong saat itu untuk bisa mendapat juara dengan sangat mudah. Kelas kami sudah berkoar-koar kemana-mana bahwa tim kamilah yang akan juara sejak awal kompetisi.
Hal itu mungkin yang terjadi juga pada timnas kita kemarin, para pengurus Persatuan Stres Seluruh Indonesia beserta bos geng-nya Nurdin Silid memanfaatkan kemenangan timnas kita untuk politik dan kepentingan pribadi PSSI, bukan untuk kemenangan bangsa. Karena itulah kita kalah, dan bersyukurlah kita kalah. Kalau kita menang mungkin orang-orang itu -begitu juga kita- pasti akan semakin sombong.
Meskipun saya bangga terhadap dukungan masyarakat belakangan ini, saya juga merasa kecewa. Kenapa tidak sedari dulu dukungan seheboh ini, dan kenapa hanya olahraga ini. Saya sendiri paling menyukai olahraga ini dibanding olahraga yang lain, tapi saya juga bangga dengan prestasi kita di cabang yang lain. Ingat saja baru beberapa hari dari piala AFF ini, tim perahu naga kita meraih 4 emas di olimpiade, dan sepertinya terlupakan atau bahkan mungkin ada beberapa orang yang tak tahu atau tak mau tahu atau malah pengennya cuma makan tahu...
Ya sudahlah, itu sudah terjadi. Namun saya tetep salut dengan sportivitas suporter kita kemarin. Sekali lagi bersyukurlah karena kita kalah, karena kalau tidak kita pasti akan semakin sombong...
Kamis, 30 Desember 2010
Bersyukurlah Kita Kalah
Label:
opini,
sport,
story of life
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
bersyukur kalah tapi tetep aja aku kecew karena gagal juara..:(
BalasHapuspengalamannya waktu sekolah hampir sama dengan nasib Timnas kemarin ya sob, benar juga, lebih baik kalah daripada menang dalam kesombongan.. selamat tahun baru.
BalasHapusapa punyang terjadi garuda tetap di dadaku...
BalasHapusdibalik semua ini pasti ada hikmahnya..
hppy new year...
Gak tau jadinya kalo kemarin menang, bagaimana tingkah NH ya gan?pasti minta jawabatn ketua seumur hidup...
BalasHapusSalam kekancan blogger...
ok gan terimah kasih atas inponya...
BalasHapus