Senin, 31 Januari 2011

Heritage and Organda Expo 2011


...Solo...




Tidak terasa sudah hampir 3 tahun saya kuliah di STAN. Mungkin ini adalah HOE terakhir saya (sebagai seorang mahasiswa) meskipun saya berharap bisa datang lagi tahun depan meski sudah berstatus sebagai alumni.

MMhh... mungkin saya perlu jelaskan dulu apa itu HOE?
Heritage and Organda Expo atau bisa disingkat HOE merupakan sebuah acara yang menampilkan kebudayaan dari berbagai macam daerah di seluruh belahan Indonesia yang ditampilkan oleh beberapa Organda (Organisasi Daerah) yang berada di STAN. Dalam ajang yang digelar terbuka untuk umum ini, para mahasiswa STAN yang berasal dari Sabang sampai Merauke diberikan kesempatan untuk menampilkan kebudayaan yang ada di daerahnya masing-masing.

Salut, karena tidak semua perguruan tinggi atau sekolah lain bisa mengadakan acara seperti. Mungkin hanya STAN yang bisa mengadakannya (*sombong). Ya, karena cuma STAN yang mahasiswanya berasal dari berbagai daerah, begitu pula penempatan kerjanya nanti setelah lulus...

Acara yang sangat spektakuler menurut saya, karena selain menumbuhkan rasa cinta terhadap kebudayaan, acara ini mengajak kita semua untuk melihat, mendengar dan lebih merasakan ragam dan keindahan kebudayaan di Indonesia.

Karena saya berasal dari Solo, maka saya akan ceritakan dulu mengenai apa yang kami tampilkan dalam acara tersebut.


Persiapan




Selama beberapa hari kemarin, saya bersama teman-teman yang tergabung dalam Paseduluran Priyayi Solo (Paspilo) bekerja keras membuat sebuah atap joglo yang nantinya akan digunakan sebagai hiasan di stand kami, stand Solo yang bertemakan pasar gedhe solo. Joglo ini dibuat dari potongan2 bambu dengan ukuran 3x3 m dengan tinggi sekitar 2 - 2,5 m. Cukup besar mengingat lebar jalan dari tempat kami membuat ke tempat acara diadakan sangat sempit sehingga kami harus memutar cukup jauh lewat jalan raya. Akhirnya sampailah kami di tempat dan mulai kesulitan untuk mendekor dan memasang joglo ini di atas stand. Meskipun akhirnya selesai juga tepat sebelum subuh (perlu diketahui, kami mulai mengerjakannya dari sore hari dengan istirahat sebentar dari magrib-isya). Melelahkan memang, tapi kami merasa puas.


Esok harinya.. saya pun terpaksa bangun pagi (setelah tidur sekitar 3,5 jam) karena tidak mau sedikit pun ketinggalan acaranya, terutama makanannya. Stand kami menyajikan pecel ndeso, beras kencur, dan brambang asem pada pagi hari, selat dan dawet siangnya, lalu sate kere dan wedang jahe pada malamnya.

Acara berlangsung cukup semarak meski diwarnai dengan cuaca yang sangat panas, sampai munculnya fenomena halo matahari di siang hari. Semua stand diserbu oleh pengunjung yang bermunculan tak beraturan dari berbagai celah. Pengunjung pun berserakan dimana-mana dengan berbagai posisi dan gaya masing-masing di tengah mendidihnya lapangan A.


Selain stand kami ada pula stand dari berbagai daerah seperti sulawesi yang mengusung tema pantai losari dengan menyajikan coto makassar, aceh yang menyajikan mie aceh, magelang yang mengusung tema candi borobudur, bandung dengan tema parijs van java, jogja, semarang, madura, lampung, jakarta, malang, surabaya, NTB, sumut, sumbar, sumsel, riau, bogor, cirebon dan sekitarnya, kudus-jepara, banyumas, kalimantan, pati, serta Bali yang memenangkan kategori Organda Expo. Tentunya kesemuanya tidak bisa saya jelaskan satu per satu karena terbatasnya kata-kata di otak saya, yang jelas setiap daerah menampilkan tema yang beragam dan luar biasa.

Selain stand yang menyajikan hidangan2 spesial, ada juga heritage yang menampilkan berbagai kesenian budaya dari berbagai daerah yang juga dimenangkan oleh Bali yang menampilkan pertunjukan yang sangat spektakuler dan saya rasa memang pantas untuk menang. Acara pun ditutup pada malam harinya dengan penampilan dari Didik Nini Thowok yang mampu menghipnotis seluruh penonton.

Sayangnya saya tak sempat merekam semua aksinya karena memori kamera saya terlanjur habis. Saya hanya berhasil merekam sampai setengahnya saja. Lumayanlah daripada tidak sama sekali. Untuk aplod videonya mungkin akan saya pertimbangkan nanti (mungkin juga tidak). Untuk sementara saya berikan beberapa foto dulu, yang lain mungkin akan menyusul (mungkin juga tidak).

HOE



suasana.... padatnya penduduk



tari daerah...



yang ditunggu-tunggu..




Update:
Foto + Video HOE 2011



18 komentar:

  1. Wah, tenyata Bali menang dalam kreasi HOE...
    Ikut bangga... :)

    Tapi, walaupun sudah mau lulus tetap semangat menjaga nama baik STAN...
    dunia kerja menunggu...

    BalasHapus
  2. keren ya, bisa mempertunjukkan kekhasan masing-masing daerah asal mahasiswanya. Adik saya juga kuliah disana. Saya lihat juga dari foto-foto yang ada di Facebook. karena dari Palembang, ya standnya berbentuk jembatan Ampera. hahaha

    BalasHapus
  3. wah, acaranya menarik ya..?
    saya tertarik sama acara2 seperti ini. sayangnya jauh..:D

    BalasHapus
  4. foto2nya kok kurang.. kasih foto2nya lagi dunk biar lebih mantep

    BalasHapus
  5. semoga sukses acaranya, semoga cepet lulus juga.. :)

    BalasHapus
  6. kayaknya menarik dan rame ya Kang, trus pict yang terakhir itu kok ditunggu-tunggu, kenapa?

    BalasHapus
  7. @ bebek: yoi, thx bro,
    @ henny: sori, gak bisa nyeritain semuanya karena pesertanya banyak bgt,
    @ ipul: acaranya cuma setahun sekali, sayang dilewatkan...:p
    @deny: maap bro, belum sempet..hhe
    @sukadi: amin...
    @ djangan pakies: itu didik nini thowok, bintang tamunya...

    BalasHapus
  8. Yang menyiapkan makanan utk acara itu masing2 mahasiswa, atau boleh pesan diluar? Salut deh utk acaranya HOEnya.

    BalasHapus
  9. seru ya ada acara kayak beginian. jadi lebih melestarikan budaya indonesia.

    BalasHapus
  10. mantabs ya emang STAN ini....
    keren acaranya...

    BalasHapus
  11. @catatan kecil: boleh pesen diluar, tapi kami (dari solo) buat sendiri semuanya,,

    @pink: *thumbup

    @teras info: thx...

    BalasHapus
  12. kebudayaan bangsa kita memang banyak jumlahnya. Dengan acara pemeran semacam itu kita dapat mulai mengenal satu persatu.

    Segera lulus, semoga sampeyan ini merupakan lulusan STAN yang mengubah citra masyarakat tentang mafia pajak dikalangan pegawai pajak itu tidak ada.

    BalasHapus
  13. @julie: ada di spoiler, yg lain tunggu aja...:D

    @ciput: thx bro,, amiin... akan saya jaga nama STAN dengan baik,, I promise...

    BalasHapus
  14. Pasti rame. kalau saya berkunjung kesana, paling langsung meluncur ke stand dawet, hehe..salut buat STAN yang bisa ngadakan acara positif seperti ini..

    BalasHapus
  15. wah asyik nih acaranya, kebudayaan bangsa indonesia memang perlu diterapkan dan dijadikan sbg sarana persatuan dari berbagai daerah agar terjalin tali persaudaraan yg kuat dan terhindar dri permusuhan. Salam kenal dan pershabatan kawan. Semoga sukses selalu.

    BalasHapus
  16. wah....ramai banget acaranya ya....sukses..gak rugi kerja kerasnya...

    BalasHapus
  17. ehem... ternyata ada yang ngefans sama si thowokkk

    nice post braderr

    BalasHapus

ngomong dong...

 

Selamat Datang

Selamat datang di dunia saya, tinggalkanlah jejak dengan memberi komen.. Selengkapnya tentang saya

Sehelai Kertas..

Jangan berharap terlalu banyak dari secarik visualisasi dari sebuah memori di bawah ini. Ini hanyalah sebuah tulisan seadanya dari sebuah pemikiran yang sederhana. Ini hanyalah sebuah relaksasi dari kehidupan sewajarnya. Ini hanyalah sebuah cerita dari dunia yang tak jauh berbeda.

Navigasi

Social Stuff

Info Top