Convince me that the truth is always gray - the killers, losing touch
Hidup bukanlah hitam dan putih. Bukan hanya baik dan buruk, atau benar dan salah. Selalu saja ada abu-abu di antara keduanya. Selalu saja ada keraguan di antara pilihan yang dianggap pasti sekalipun. Selalu ada kebohongan dibalik kejujuran, begitu sebaliknya selalu ada kejujuran di balik kebohongan.
Seorang yang jujur tidak mungkin selamanya akan selalu jujur terus-menerus, selalu saja ada alasan untuk sesekali berbohong, entah itu alasan baik atau buruk. Sebaliknya seorang pembohong besar sekalipun pasti pernah berkata jujur, karena jika ia tidak pernah berkata jujur, justru dia akan dianggap sebagai orang yang jujur karena selalu konsisten terhadap kebohongannya.
Saya berharap prolog di atas tidak terlalu berat, karena saya tidak bisa memikirkan kata-kata yang lebih mudah dicerna. Tidak apalah, bahasa hukum di undang-undang kita saja yang tidak mudah dicerna malah menjadi patokan. (halah.. alesan)
Sebenarnya tulisan ini terinspirasi dari kisah-kisah penegak hukum di negeri kita yang kacau balau. Sebegitu kacaunya sampai-sampai kita tak pernah tahu dan hanya bisa menduga-duga siapa sebenarnya yang salah, meskipun terkadang pengadilan telah memutusnya. Ada banyak keraguan yang mendasarinya, misalnya apakah hakim benar2 bersih (baik jasmani dan rohani- sudah mandikah atau gosok gigi? karena bau mulut seseorang bisa sangat mempengaruhi konsentrasi lawannya), atau mungkin ada permainan lain yang dimainkan oleh tersangka atau penuntut barangkali seperti tetris atau game online di saat sidang. Ya, kita tidak tahu, semuanya serba rancu.
Saya sendiri kurang begitu paham dengan hukum, meski saya pernah mempelajarinya sedikit dari mata kuliah pengantar hukum. Yang saya tidak paham bukanlah masalah formal dan material tentang pidana atau perdata, yang keduanya bisa saya pelajari dalam KUHP, KUHAP, KUHPer, atau KUHAPer. Yang saya tidak paham adalah jika hukum ingin menegakkan keadilan mengapa hukum di negeri kita malah membuat banyak hal menjadi tidak adil....
Hanya karena hukum mengatakan seperti itu, tidak bisa kita menjadikan orang yang bersalah menjadi tidak bersalah begitu sebaliknya. Hukum bertujuan untuk menegakkan keadilan, bukan menciptakan "keadilan" sendiri. Yah, Setidaknya itu pendapat saya kalau memang tidak ada referensi lain yang bilang begitu.
Saya sendiri sudah muak, kalau ada orang yang bilang "Ya, saya tahu anda tidak bersalah, tapi menurut peraturan Anda tetap harus dihukum." atau semacamnya lah. Kalau memang tidak bersalah, kenapa harus dihukum? Peraturan bisa saja salah, karena itu juga dibuat oleh manusia. Kenapa bukannya kita memperbaiki peraturannya, tapi malah menjalankan aturan yang salah itu?
Okelah kalau itu memang tentang peraturan, tapi kenapa itu hanya menimpa rakyat lemah saja? Sedangkan orang2 yang berkuasa selalu saja menang. Apakah hanya karena rakyat kecil tidak ada yang paham hukum? Memangnya para penguasa itu juga paham hukum? Bahkan saya agak sangsi apa penegak hukum kita juga paham hukum....
Namun, seperti yang telah saya katakan bahwa selalu ada abu-abu di balik kebenaran. Yang terlihat benar terkadang adalah kejahatan sempurna. Yang terlihat salah terkadang adalah kebaikan besar yang tertutupi. Karena itu kita harus melihat suatu hal dari banyak sisi. Banyak hal akan menjadi sangat berbeda jika dilihat dari sudut yang berbeda. Begitu sebalikya, hal yang kelihatannya berbeda, terkadang sebenarnya adalah sama. Bahkan jika dilihat dari sudut pandang tertentu sebenarnya Hitam dan Putih itu sebenarnya adalah sama.
Menurut Anda?
quote
hitam putih itu acaranya Dedy C. yg terbaru..:p
BalasHapussulit memisahkan antara dua warna ini, tak selalu yang hitam itu nyata hitam, dan tak selalu yang putih itu nyata putih, terkadang keduanya menyatu dalam abu-abu.. :)
BalasHapus@colong: meskipun pembawa acara botak, tapi acara itu ternyata bagus juga...
BalasHapus@sukadi: terkadang putih itu gelap dan hitam itu terang...
wach,saya juga sama belum faham gan..
BalasHapushhe hhe...
Hitam Putih..
BalasHapussaya pilih abu-abu aja ah, kan saya ragu-ragu *lagi labil*.
Interupsi,,
BalasHapusSaya suka kursornya..
imut..
kaya' yang ngoment..
salam Blogger
@djangan pakies: setuju.. (padahal ga mudeng)
BalasHapus@sibutiz: belum faham apanya? saya malah jadi belum faham maksud Anda.. hhe
@triunt: sebenarnya saya pilih yg berwarna saja..
@putrie: interupsi,, saya anggap kata "kursor" adalah metafora, maksud Anda penulisnya imut?
menarik buat saya adalah yang penting menyelami diri sendiri. Menyalahkan sesuatu di luar diri sangant menjenuhkan, menyelam diri dan menyadari kebodahan diri sendiri lebih baik menurut saya "dengan begitu dunia kehilangan satu orang bodoh",
BalasHapusYaitu kita
seep salam ceria sobat damai damai damai
meski aku bukan rakyat RI,namun aku masih bisa memahami.
BalasHapussalam kenal sob.
Hitam dan putih mau gimanapun tetep beda... Hehe
BalasHapusTapi, Denuzz sepakat dengan pernyataan Kakak mengenai penegakan hukum di negara besar ini... :(
Miris dan menyakitkan...
Salam sayang dari BURUNG HANTU... Cuit... Cuit... Cuit...
sekedar menyimak sambil blogwalking...
BalasHapus@depalpiss: hhmmm,,
BalasHapus@biskut: salam kenal juga
@denuzz: apa iya beda?
@naruto: silahkan
yoi....
BalasHapussemoga saja suatu saat Hitam dan Putih benar-benar mempunyai warna yang sama :)
BalasHapus@pakeko: yoi apanya pak..?? :D
BalasHapus@didut: klo sama nanti malah pada bingung..:D
belum ada yang baru ya ka..??
BalasHapussaya tunggu.....
kejujuran dan kebohongan sangat tipis sekali batasannya
BalasHapuscarut marut, itu yang pasti
BalasHapus@goblog: lagi banyak kerjaan, males apdet.. kunjungi blog ane yg satunya... cahpajeg.blogspot.com
BalasHapus@julie: sangat tipis bagi kita, tapi tidak bagi-Nya
@roti dan teh: mmmhh..
Jalan tengah, ya abu-abu :p
BalasHapus