Minggu, 28 November 2010

Tentang Sebuah Negeri di Awan...

Ini adalah sebuah kisah tentang sebuah negeri yang diceritakan oleh Ki Dalang sebagai negeri yang gemah ripah loh jinawi, toto titi tentrem kerto raharjo, tukul kang sarwo tinandur, murah kang sarwo tinuku.


Negara yang subur makmur, tertata sesuai dengan hukum, tentram, ramai, tumbuh yang serba ditanam, serta murah barang-barang yang akan dibeli.



Sebuah negeri yang jauh lebih indah dari cerita negeri dongeng mana pun.
Negeri dengan sejuta lukisan, sejuta lirik, dan sejuta melodi tentang keindahan.
Negeri yang tengah sekarat....




Sebuah ironi dari kemakmuran dan kesuburan.. kehancuran dan penderitaan.
Bukan karena alam murka, hanya saja ibu sedang lara (merintih dan berdoa). Alam tak sanggup menahan beban yang begitu berat dari kaki-kaki hina para penguasa, serta kotoran dari ludah orang-orang sombong dan tak tahu diri.

Bagaimana mungkin tak merintih jika kepalanya dicabik-cabik dengan bisingnya mesin penebangan dan pengeboran. Bagaimana mungkin tak bergeliat kalau kulitnya dikotori muntahan dan limbah-limbah dari perut-perut pemilik industri.

Sudah sepantasnya kita berkaca, tak hanya menyalahkan alam.. salahkan aku, kau, dan teman di sebelahmu. Tak perlu menyalahkan para penguasa, mereka selalu benar. Seperti kata-kata hina yang didengungkan panitia ospek, peraturan pertama: panitia selalu benar, jika panitia melakukan kesalahan maka kembali ke peraturan pertama. Dari awal masuk sekolah atau kuliah saja kita sudah diajari peraturan konyol itu... kenapa sekarang menyalahkan penguasa.

Negeri ini memang sekarat. Bukan karena bencana yang menimpa kita bertubi-tubi sebelum ini (dan mungkin setelah ini.. semoga saja tidak), melainkan karena mental bobrok baik dari para pemimpin maupun yang dipimpin. "Yang mimpin udah bobrok, yang dipimpin mendingan ngikut aja kali.. daripada ditiriskan."

Seekor atasan yang kotor akan menghasilkan bawahan yang kotor pula. (Tidak) begitu pula sebaliknya. Meskipun saya juga setengah tidak setuju dengan kata-kata saya sendiri di atas, karena bagaimana pun itu pilihan, kita tak selalu harus mengikuti perintah atasan kalau itu buruk. Begitu pula atasan, tak perlu menuruti perintah bawahan. (ngapain juga dituruti!!??)

. . .


. . .

Semua penyakit pasti ada obatnya, itulah keyakinan saya sampai sekarang. Saya masih berharap dari orang-orang yang setidaknya mau membaca dan menelaah tulisan ini. Tulisan dari seorang Anak Indonesia sama seperti sebagian besar dari Anda yang membaca tulisan ini, atau paling tidak "pernah" menjadi Anak Indonesia jika memang Anda sudah merasa sangat tua..

Bersyukurlah bagi sebagian dari Anda yang masih bisa membaca tulisan ini. Ada banyak Anak Indonesia lainnya yang bahkan tak pernah tersentuh oleh huruf. Banyak teman-teman kita yang tak pernah bisa duduk dalam bangku yang sering kita sia-siakan hanya untuk melihat sebuah papan tulis berisi coretan-coretan yang bagi mereka sangat berharga. Sedangkan kita terlalu serakah dan sombong untuk menyia-nyiakannya. Menyia-nyiakan "coretan" itu, menyia-nyiakan "anak-anak" itu.

Itu bukan pilihan mereka, itu keadaan mereka. Itu pilihan kita, bukan keadaan kita.

Mungkin anak-anak itu yang bisa mengubah negeri ini menjadi lebih baik, anak-anak polos yang tak tersentuh dengan keserakahan dan kesombongan. Bukan anak-anak manja yang dipelihara negara untuk membuat dongeng untuk rakyat di istana.

Jika Anda masih mempunyai harapan terhadap bangsa ini, maka suarakanlah pesan ini. Suarakan untuk teman-teman kita yang jauh dari harapan karena keterbatasan mereka dan buat keterbatasan itu menjadi ketidakterbatasan. Karena mimpi itu tak berbatas. Semua Anak Indonesia berhak menjadi pemimpin, pemimpin yang bijak. Selamatkan mereka dengan kepedulian kita. Dengan begitu mereka juga akan peduli dengan bangsa ini, bangsa yang sementara ini tidak mempedulikan mereka. Bangsa yang tak peduli pada bangsa mereka sendiri. Bangsa yang (sekali lagi) sekarat..

Cobalah selamatkan anak-anak itu, cobalah selamatkan harapan mereka, cobalah selamatkan masa depan mereka.. dan negeri ini..

Karena mereka adalah Harapan Masa Depan Bangsa ini.

Karena mereka Anak Indonesia Harapan Masa Depan...



3 komentar:

  1. intinya bersyukur gan.
    tindakannya setelah bersyukur adalah melakukan sesuatu yang baik bagi negeri ini.
    nice share gan

    BalasHapus
  2. kadang, sekedar membayangkan posisi diri kita di bumi, bumi di tata surya, tata surya di semesta, lalu kita di semesta, seperti butiran pasir, membuat kita bisa berkaca,
    salam kenal !

    BalasHapus

ngomong dong...

 

Selamat Datang

Selamat datang di dunia saya, tinggalkanlah jejak dengan memberi komen.. Selengkapnya tentang saya

Sehelai Kertas..

Jangan berharap terlalu banyak dari secarik visualisasi dari sebuah memori di bawah ini. Ini hanyalah sebuah tulisan seadanya dari sebuah pemikiran yang sederhana. Ini hanyalah sebuah relaksasi dari kehidupan sewajarnya. Ini hanyalah sebuah cerita dari dunia yang tak jauh berbeda.

Navigasi

Social Stuff

Info Top